Lautan Pemikiran

Berfikir Jalan Keimanan

Dialah Yang Bernama Perempuan

Posted by thinker on 16/05/2009

Wanita dijajah lelaki sejak dahulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun adakala lelaki tak berdaya
Bertekuk lutut di balik jelingan wanita

Lewat pesona, karisma, dan keperibadiannya, perempuan mampu mengubah dunia. Tingkah laku mereka tidak kalah dengan majoriti kaum Adam, bahkan tidak jarang kita mendengar tentang perempuan yang kerap dinobatkan menjadi pemimpin di seluruh dunia.

Begitulah realiti perempuan masa kini. Membicarakannya memang tidak akan selesai untuk dikupas. Sehingga tidak hairanlah, jika banyak lirik lagu yang tercipta sehingga kini, tidak jemu menceritakan tentang perempuan.

Namun sebelum mengenal sosok perempuan itu sendiri, mari kita mengenal lebih jauh lagi erti perempuan itu sesungguhnya.

Sebenarnya kalimat perempuan itu sendiri diambil dari bahasa Sanskrit yang berasal dari kata dasar “empu”, yang bermakna ahli atau tukang membuat sesuatu. Biasanya kalau kita mendengar kalimat “ahli” atau “tukang”, maka ia merujuk kepada individu yang berpengaruh dan banyak ilmu. Sementara itu, kalimat lain yang terkait dengan sosok perempuan adalah kata ibu dan mama.

Bukan itu sahaja, menurut asal bahasa kata mama juga diambil dari bahas Latin mamae yang bererti memiliki atau mempunyai kantung susu. Dan dari dua istilah tersebut maka sudah jelas bahawa pengertian perempuan terkait dengan reproduksi dan genitalnya saja.

Maka tidak berlebihan jika ramai di antara kita memandang kudrat ibu yang sinonim dengan mengandung, melahirkan dan menyusui. Terkadang asal-usul kehadiran perempuan ditafsirkan agak menyimpang seperti ungkapan yang mungkin sering kita dengar, iaitu “Wanita tercipta dari tulang rusuk Adam, tanpa tulang rusuk Adam mungkin makhluk perempuan tak pernah ada” . Sehingga seolah-olah perempuan lahir ke dunia hanya sebagai pelengkap saja. Memang menyedihkan apabila mendengarnya. Padahal masih ada perempuan-perempuan yang tidak kalah dibandingkan dengan kaum Adam. Bahkan lebih dari itu, ada yang sangat berpengaruh dan lebih mengejutkan lagi, ada di antara mereka yang dapat mengubah dunia sesuai tujuan mulia mereka masing-masing.

Terlalu banyak tokoh-tokoh yang ada di seluruh penjuru dunia, baik yang telah lalu atau masa kini yang jantinanya adalah berstatus PEREMPUAN. Sebenarnya tidak perlu susah payah untuk kita berfikir mencari tokoh yang namanya tertulis di buku sejarah ataupun yang fotonya terpampang di majalah-majalah untuk dijadikan sumber inspirasi. Ini kerana perempuan dengan cinta yang tulus adalah perempuan yang paling patut kita kagumi dalam kehidupan sehari-hari telah wujud semenjak kita lahir. Bukankah begitu?

Sebab ribuan lampau banyak tokoh perempuan yang mengubah sejarah dunia dan meninggalkan nama harum dan kekal. Perjuangan mereka pada masa lalu telah memberikan kesan positif bagi perempuan moden saat ini. Di mana selain menjadi ibu dan isteri, ternyata sekarang mereka boleh memiliki property sendiri, menyuarakan pendapatnya dan bahkan mempunyai pendidikan serta karier yang hebat dan mencapai posisi tertinggi dalam sesuatu kepemimpinan.

Hal ini pula dirasakan oleh Napoleon Bonaparte ketika ditanya,” Benteng manakah di Perancis yang paling kuat?”

Ia menjawab,” Para perempuan (ibu) yang baik.”

Jadi tidak berlebihan jika kita merenung kisah Al-Khansa binti Amru, Ummul Mujahidin. Perempuan yang semangat juangnya tetap menyala luar bisa pada saat usianya yang sudah tidak muda lagi. Sepertimana gadis belia, masih muda, penuh ghairah, ia melafazkan setiap tutur katanya dengan motivasi dan memberi inspirasi. Dialah penyair dua zaman. Tidak hanya sekadar mahir bersyair tapi juga ahli dalam segala hal termasuk di medan perang.

Namanya juga mampu membuat orang yang mendengarnya terasa bergetar. Dia terkenal cantik dan cerdik, pintar dan berakal, popular di kalangan orang Arab pada saat itu.

Namun segalanya menjadi lebih dahsyat, luar biasa. Yakni setelah dia bergabung dalam kafilah Islam: kepakaran, keberanian dan kepandaiannya bersyair didedikasikan untuk menggelorakan jihad para pejuang Islam. salah satunya, ia pernah memberi kata-kata semangat kepada keempat-empat orang puteranya untuk berperang ke medan jihad. Untuk membela Islam pada tahun 14 Hijrah, pada masa Khalifah Umar Ibnul Khaththab. Ya, walau dalam peperangan itu dia harus merelakan putera-putera kesayangannya untuk gugur di medan jihad. Namun dari peristiwa peperangan itu juga wanita penyair itu mendapatkan gelaran yang terhormat “Ummu Syuhada” Ibu para Syuhada, orang-orang yang mati syahid di jalan Allah.

Dialah Khansa. Ia mempersembahkan ke-empat-empat orang anaknya yang pemberani untuk membela Islam di medan jihad al-Qadisiyah. Ia bersedih bukan lantaran “kehilangan” buah hatinya, akan tetapi ia sangat sedih kerana tidak dapat lagi menyumbang bunga-bunga indah di tengah-tengah kecamuk perang. Sungguh mulia jiwa dan pengorbanan beliau.

Jika demikian yang pernah terjadi, adakah ibu yang melahirkan kita termasuk di antaranya? Sebagai perempuan? Tentu saja! Tetapi persoalannya ialah bukan hanya mendapatkan sebagai perempuan, tetapi seorang pahlawan sekali gus perempuan yang hebat yang pernah memperjuangkan anak-anaknya saat mengandung dan melahirkan sehinggalah mereka harus pergi berjihad di jalan Allah dan akhirnya terkorban.

Pengorbanan seorang ibu tidak perlu dipertikaikan, kerana perjuangan yang telah dilakukannya pada saat kita masih  di dalam kandungan, lalu keluar menjadi seorang bayi yang comel, dan dibelai selembut dan seutuhnya oleh mereka. Sehingga benarlah sebuah hadis yang sering kita dengar bahkan familiar di gendang telinga kita. “Syurga itu ada di telapak kaki ibu.”

Untuk itu, apakah kita (sebagai seorang anak) yang telah dilahirkan dari rahimnya sudah menjalankan kewajipan yang selayaknya? Dan sudah sepantasnya kita menyematkan tanda sebagai penghargaan untuk mereka yang telah menjadi seorang ibu serta perempuan yang telah berjasa untuk agama mahupun untuk anak-anaknya. Dan tidak salah setelah kita mendapatkan dalam diri mereka status yang memang layak, lalu kita sematkan pada mereka dengan “Dialah yang bernama Perempuan”.

Wallahu’alam…

Leave a comment